+6231 8479070 alumni@unusa.ac.id

SURABAYA – Pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja mendorong pengiriman tenaga kerja profesional (formal) ke luar negeri. Ini dilakukan agar tenaga ahli Indonesia bisa lebih diperhitungkan dan bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

Dan salah satu lulusan D3 Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membuktikannya. Lulusan 2017, Hikmah Pasanti diterima bekerja di Dr. Sulaiman Al Habib Group Hospital, Riyadh, Arab Saudi. Hikmah akan berangkat ke Jakarta pada Senin (20/1/2020) dan langsung terbang ke negara kaya minyak itu pada Rabu (22/1/2020).

Hikmah mengaku senang. Ini adalah impiannya sejak kecil bisa menjadi tenaga kesehatan di Arab Saudi. Sehingga bukan hanya bisa mengasah keterampilan, mendapatkan gaji yang jauh lebih besar dibandingkan di Indonesia, tapi juga bisa beribadah dengan tenang. “Arab negara Islam. Jadi pastinya ada waktu buat kita beribadah. Tidak seperti negara non muslim, pasti tidak ada waktu khusus,” tukasnya.

Karenanya, ketika mendapat kabar diterima sebagai asisten dokter, Hikmah langsung menyatakan sanggup berangkat. “Ini kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali. Tidak datang ke semua orang. Jadi harus diterima dan dijalani,” tandasnya.

Namun, ternyata bukan hal yang mudah untuk bisa menerima pekerjaan itu. Butuh perjuangan, bukan hanya saat tes seleksi tapi saat meminta restu orang tua.

Hikmah mendapatkan informasi lowongan kerja dari grup alumni. Dia mencoba membuat lamaran. Menurutnya ini adalah kesempatan langka. Tak disangka dia di telp untuk mengikuti pelatihan di Malang selama seminggu. Tapi itu gak bisa dipenuhi karena terkendala izin dari klinik tempatnya bekerja.

Pupus harapan? Ternyata belum. Beruntung, pihak perusahaan yang menangani seleksi memberikan kesempatan pada Hikmah untuk mengikuti pelatihan secara online. Hikmah dikirimi materi-materi pelatihan dalam Bahasa Inggris. Materi itu diberikan agar ketika wawancara bisa dipakai sebagai rujukan. “Itu sebuah keberuntungan bagi saya,” kata Hikmah.

Putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Ratna Azizah dan Heriyadi ini mengaku beruntung. Pihak rumah sakit yang ada di Indonesia menelponnya untuk bisa mengikuti tes yang langsung dilakukan bos dari rumah sakit itu. “Saking antusiasnya saya langsung beli tiket kereta. Tanpa sepengetahuan ortu. Tapi pas mau berangkat, terkendala restu beliau. Akhirnya saya batal ikut ke Jakarta. Saya sudah tutup keinginan untuk ikut seleksi itu,” tukasnya.

Tapi, beruntungnya, saat harapan itu musnah, dia lagi-lagi ditelpon pihak panitia. Panitia menanyakan apa masih berminat ikut seleksi. Kalau masih minat, mereka meminta Hikmah ikut tes lewat online bersama bos rumah sakit di Arab Saudi itu.

Dengan adanya wawancara online ini, orang tuanya juga bisa ikut serta melihat secara langsung. Sehingga mengetahui bahwa wawancara itu tidak main-main.

“Akhirnya orang tua merestui dan saya akhirnya dinyatakan sebagai salah satu yang beruntung bisa bekerja di sana. Sebuah hadiah yang luar biasa,” ungkapnya.

Hikmah membagikan cerita bahagianya itu kepada adik-adik tingkatnya saat acara Job Fair yang digelar Unusa, Sabtu (18/1/2020) di Kafe Fastron Kampus B. Job Fair ini digelar Unusa untuk pertama kalinya sebagai sebuah sarana untuk mempertemukan antara mahasiswa, calon lulusan dengan dunia kerja

Direktur Akademik dan Kemahasiswaan Unusa, Umdatus Soleha mengatakan untuk acara perdana ini akan diikuti sembilan perusahaan di berbagai bidang. Di antaranya kesehatan, manajemen, lembaga pendidikan dan sebagainya.

“Ini bagian dari program kerja Unusa Career Center atau UCC. Dan ini bentuk kepedulian kami kepada mahasiswa dan alumni,” katanya. (end/rud/humas)