SURABAYA – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) siap memfasilitas para lulusan yang ingin bekerja di luar negeri. Melalui Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS), Unusa akan meng-upgrade skill para lulusan agar mereka bisa memenuhi persyaratan yang diinginkan negara tujuan.
“Atas mandat dari Rektor Unusa dan Yarsis, LPKS Unusa dibentuk untuk memfasilitas para lulusan yang ingin kerja keluar negeri. Setelah lulus mereka akan dilatih lagi di LPKS sesuai kebutuhan negara tujuan,” kata Wakil Rektor 3 Unusa Dr Ima Nadatien SKM Mkes.
Pembentukan PT LPKS Unusa pada awal November 2019 ini disampaikan langsung Dr Ima yang sekaligus menjadi Direktur Utama PT LPKS Unusa, dalam Seminar Peluang Karier Jabatan Formal Perawat di Luar Negeri. Agenda yang dihadiri ratusan mahasiswa Unusa digelar di Auditorium Tower Unusa, lantai 9 Kampus B, Rabu (20/11).
Seminar tersebut mendatangkan dua narasumber lainnya yakni Sri Andayani SP MM, Direktur Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri Sektor II (kesehatan dan Hospitality) Kedeputian Kerja Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI, dan Ir Arini Rahyuwati MM Direktur Pelayanan dan Penempatan Pemerintah BNP2TKI.
Sebagai langkah awal PT LPKS Unusa menjalin kerja sama dengan BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI). Dalam kerja sama tersebut, PT LPKS Unusa bertindak selaku institusi inkubator sebagai mitra suplai tenaga formal profesional khususnya tenaga kesehatan , yang akan ditempatkan BNP2TKI keluar negeri.
Dr Ima menjelaskan materi yang diberikan di LPKS Unusa ini meliputi pembekalan bahasa Inggris atau bahasa asing lainya sesuai negara tujuan, pengenalan budaya negara setempat, farmakologi, klinik, dan interview. Pelatihan diberikan dalam dua pilihan yakni paket 450 jam dan 600 jam, sekitar 2-3 bulan.
Tiap sesi pelatihan dibatasi hanya 20 peserta agar lebih intensif. Namun alokasinya bisa menyesuikan jumlah yang dikehendaki lembaga yang menitipkan seperti BNP2TKI.
“Jadi kami perlu menegaskan bahwa PT LPKS Unusa tidak mengirim tenaga kerja luar negeri, namun menambah ketrampilan dan melatih para tenaga profesional sesuai yang dibutuhkan. Sedangkan yang mengirim keluar negeri adalah mitra LPKS Unusa dalam hal ini BNP2TKI,” kata Dr Ima.
Hingga kini peminat LPKS Unusa yang sudah mendaftar ada 45 mahasiswa, rata-rata dari mahasiswa semester 5. Sedangkan peminat yang ingin masuk inkubator institusi mulai dari semester 3, 5 dan 7.
Dr Ima menjelaskan selama kuliah para mahasiswa masuk dalam institusi inkubator, sebagai persiapan sebelum masuk ke LPKS saat lulus. Pemberian materi tambahan diberikan diluar jam kuliah. Materi yang diberikan seperti pelatihan bahasa Inggris, bahasa Jepang, pengenalan budaya negara setempat dan testimmi para alumni yang sudah bekerja di luarnegeri melalui media skype.
“Mempersiapkan ketrampilan tenaga kerja keluar negeri tidak bisa secara instant. Mereka juag dipersiapkan secara mental. Karena pelatihan ini tidak perlu menunggu semester baru, begitu siap pesertanya segera dikerjakan,” katanya. (hap/Humas Unusa)